Mengapa Kami Kreatif?

Widiiih . . . Dari judulnya aja udah sombong bangeeet…
Bukannya bermaksud untuk sombong, tapi cuma ingin membanggakan diri kami aja *apa bedanya…

Mungkin artikel ini bisa dibilang kritikan terhadap Negara ini, meskipun_sebenarnya gak ngaruh yaa.. Bukan berarti setelah mempublish artikel ini trus Indonesia berubah, ya gak lah… Kami masih menunggu Avatar datang untuk mengembalikan keseimbangan dunia..
Tapi siapa yang tau… Setidaknya inilah suara Saya terhadap bangsa ini…

Kami, mengapa Saya menggunakan kata ganti Kami?
karena Saya gak sendiri.. Kalo sendiri berarti Saya Jomblo menggunakan kata ganti “Aku”.
Kami yang khususnya lahir ditahun 90’an kebawah, hmm… yaa nyerempet² dikitlah ditahun 2000’an, tapi gak banyak..
Kami adalah generasi kreatif yang dididik dan dibina dengan kualitas terbaik.
Terbukti disaat masih duduk dibangku sekolah saja kami harus melalui ujian sekolah dalam setahun tiga kali, karena dalam setahun terdapat 3 cawu sedangkan sekarang dalam setahun hanya ada 2 semester. Artinya kami lebih tegar dalam menghadapi ujian.
Disamping itu, kami dididik oleh tenaga pengajar yang profesional, meskipun gaji/honor mereka tidak sebanding dengan apa yang mereka berkikan kepada Kami.

Dari segi tontonan, dizaman kami dulu ada banyak program tivi yang bersifat mendidik, jauh beda dengan sekarang yang kebanyakan tontonan hanyalah Sampah.
Tontonan hiburan kami masa kecil juga luar biasa baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Power Ranger, Ultraman, Transformers, Superman, Spiderman dan lain sebagainya… Tontonan dari dalam negeri seperti Wiro Sambleng, Saras 008, Panji Manusia milenium, Jaka tingkir, Jaka Umbaran, Jaka Tarub dan Jaka-jaka lainnya… Semua tontonan kami bersifat inspiratif lebih mengandalkan imajinasi.

Jauh beda dengan sekarang..
Anak-anak sekolah dan masyarakat disuguhkan tontonan Sampah yang tidak mendidik *ya iya lah namanya juga Sampah . . .
Masih kecil tontonannya cinta-cintaan.. Sinetron Sampah yang jalan ceritanya hanya bersifat pembodohan. Adegannya aneh-aneh dan benar-benar bodoh. Saya melakukan pengamatan terhadap sinetron sekarang, dan ini adalah beberapa poin yang membuktikan bahwa sinotron adalah Sampah:

  • Ketika pemeran utama menyeberang jalan, trus mau ditabrak mobil, bukannya lari malah diam ditempat, jongkok dan berteriak… Pesan moralnya apa coba?
  • Jalan ceritanya gak jauh-jauh dari merebut warisan, merebut istri orang, memberikan racun pada minuman, jahat pada anak tiri, iri pada tetangga dan lain sebagainya…
  • Judul sinetron yang gak sesuai dengan cerita misalnya Mak ijah pengen ke mekah.. menceritakan nenek² miskin yang ingin kemekah, openingnya sih bagus, yang pada akhirnya berhasil berangkat ke mekah, tapi sinetronnya masih tayang. Padahal tujuan si nenek kan udah tercapai. Sama hal-nya dengan Tukang bubur naik haji.
  • Konflik konflik dan konflik… hanya itu yang mereka tayangkan.. Apa menariknya sih.. Hal itu justru meracuni otak dan moral mereka yang menontonnya…
  • “Jangan diminum Goblog, itu ada racunnya…” itulah efek yang dihasilkan dari sinetron kepada penontonnya.. Padalah semua itu hanya adegan semata.
  • Sebuah adegan menjadi deg-degan hanya karena efek suara.

Karena Saya gak bisa menemukan sisi positifnya dari Sinetron, maka pengamatan Saya hentikan…
Jauh beda bila dibandingkan dengan zaman kami dulu. Dulu juga ada sintron, tapi gak tayang per-episode.. Mereka menayangkannya per-judul… Seperti film Tuyul dan Mbak Yul, mereka tayang setiap hari tapi setiap hari judul dari alur ceritanya berbeda-beda. Mereka menceritakan sebuah masalah yang sedang dihadapi lalu endingnya masalah terselesaikan. Kita yang menonton bisa mengambil pelajaran dari tayangan tersebut bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah. Dan setiap hari mereka tayang dengan masalah dan cara penyelesaian yang berbeda-beda.

Sekarang apa-apa disensor..
Pistol disensor, pedang, pisau bahkan adegan berkelahi dan berdarah juga disensor.. Lalu apa serunya?
Yang lebih keren lagi, belahan dada juga disensor.. Kenapa? Anak sekarang lebih cepat terangsang dengan belahan dada?
Dulu gak pake sensor-sensoran, kami enjoy-enjoy aja . . .
Justru adegan cinta-cintaan lebih berbahaya dibandingkan dengan belahan dada…
Malahan dengan disensornya bagian-bagian tertentu, membuat penontonnya penasaran.
Kalau memang harus disensor, jangan ditayangkan aja sekalian…

Oke . . . Saya mulai muak dengan topik ini.. Intinya adalah

Mengapa kami Kreatif?
Karena kami dibesarkan pada zaman dimana manusia berubah menjadi Power Ranger, bukan manusia jadi srigala, harimau atau Binatang lainnya lalu cinta-cintaan…

DABro

 

Imagination is more important than knowledge.
Knowledge is limited. Imagination encircles the world.
– Albert Einstein

Happy Blogging