Hari Kemerdekaan dan Panjat Pinang

Dari dulu hingga sekarang, Saya pribadi masih bingung dengan konsep yang diterapkan oleh masyarakat dalam merayakan hari kemerdekaan. Mereka merayakannya dengan cara mengadakan berbagai lomba-lomba yang unik.
Waktu masih kecil dulu, Saya juga pernah mengikuti berbagai lomba tersebut. Tapi semakin lama semakin bosan, karena Saya lagi Saya lagi yang jadi juara…

Semakin beranjak dewasa, semakin berkembang pula pola pikir ini. Saya mulai mempertanyakan apa hubungannya antara memperingati hari kemerdekaan dengan acara lomba-lomba yang selalu diadakan setiap tahun tersebut. Apakah para pahlawan kita terdahulu yang berjuang merebut kemerdekaan, mereka menggunakan karung goni untuk melindungi tubuh? Atau dalam berperang, mereka menggunakan bakiak dengan beranggotakan 3 orang untuk berpindah tempat…
Kalo iya, itu konyol banget…

Kebayang gak sih jika dulu seorang Soekarno dan Hatta menari-nari dengan bola kasti diantara kepala mereka berdua.. Atau seorang Fatmawati yang sedang memasukkan jarum jahit kedalam botol..
Yang lebih anehnya lagi, para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan, mereka menggunakan senjata bambu runcing, lalu apa hubungannya dengan batang pinang yang dipanjat?

Ini hanyalah sebuah pemikiran dari seorang Rahman.. Saya hanya bingung saja, karena hingga sekarang ini masyarakat masih juga menggunakan cara lama tersebut dalam merayakan hari proklamasi yang sangat bersejarah bagi negara ini.
Untuk menjawab rasa penasaran ini, Saya pernah ajukan pertanyaan ke beberapa orang tentang apa hubungannya memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan panjat pinang…
Sebagian besar dari mereka menjawab tidak tahu, dan sebagiannya lagi menjawab “ini adalah tradisi dari dulunya.”
Hmm . . . Jika ini memang tradisi dari dulu, berarti secara tidak langsung Saya menyalahkan mereka terdahulu yang memperkenalkan lomba-lomba ini untuk merayakan hari kemerdekaan.
Tidak juga.. Saya hanya berfikir, apakah pola pikir masyarakat Indonesia tidak ikut berkembang…

Sebuah jawaban sempat membuat Saya berfikir kembali. Dia menjawab “Kita sambut hari kemerdekaan ini dengan semangat yang membara.. Lihatlah tawa ceria mereka dalam berlomba, mereka mengerahkan seluruh kemampuan untuk dapat meraih kemenangan. Begitu pula semangat para pahlawan kita dalam merebut kemerdekaan.”
Hmm . . . Saya mengiyakan jawaban tersebut. Antusias mereka dalam meraih kemenangan dalam kompetisi sangatlah membara, tapi apakah arus dengan lomba karung? Atau panjat pinang?

Apakah dengan semua lomba-lomba tersebut mereka ingat akan pengorbanan dan perjuangan para pahlawan kita terdahulu? Hmm ini patut dipertanyakan…
Yang Saya perhatikan hanyalah Sorak sorai dan tawa cekikikan mereka yang konyol…
Jangankan menanamkan jiwa kesatria dalam diri mereka, teks proklamasi aja belum tentu mereka hafal.. Apalagi memahami makna yang terkandung didalamnya.. Apalagi mengetahui proses penulisan teks proklamasi tersebut… Apalagi untuk mengenal siapa saja pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerekaan . . . Huft…

Saya tidak melarang kalian untuk ikut serta dalam meramaikan acara yang katanya memperingati hari kemerdekaan ini. Saya hanya mengajak kita semua untuk berfikir… Apakah setelah semua kemeriahan ini. . . Setelah semua lomba kita dijuarai . . . dan setelah semangat yang membara ini tersalurkan..

What Next?

Apakah semangat ini tetap terjaga? Apakah kita tetap dengan jiwa se-nasionalis saat kita teriakkan “Merdeka…!!!”?
Apakah kita sudah benar-benar cinta dengan Indonesia?
Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya . . .

Sebenarnya apa sih yang diharapkan oleh para pahlawan kita terdahulu yang mengorbankan nyawa-nya untuk merebut kemerdekaan negara Indonesia yang kita tinggali sekarang ini…
Mengapa mereka harus bersusah payah untuk merebut kemerdekaan?
Tentu karena ada harapan dibalik semua itu…
Apa sih yang mereka harapkan?

Ayolah . . . kita bukan anak kecil lagi. . .

Jangan habiskan waktu kita yang berharga untuk menonton sinetron dan program Sampah . . .
Itu adalah cara paling konyol untuk menghabiskan waktu…

Coba kita bayangkan, udara yang kita hirup, air yang kita minum, rumah yang kita huni, itu semua tidak akan pernah kita rasakan jika dulu para pahlawan kita lebih memilih untuk menonton sinetron ketimbang berperang…

 

Hei hei hei . . . Jangan melamun . . . Ayo Bangun . . . Lihat diri kita sekarang . . .

Apa yang telah kita lakukan untuk Indonesia?

Happy Blogging . . .